SUDUT PANDANG dari celah kacamata tebal YC3LOK - Yusra Kemas :
Siang itu, tepatnya minggu beberapa waktu yang lalu, seperti biasanya kawan-kawan peminat fox hunting (istilah bekennya fox hunter malang..ha..ha..ha..) selalu 'dolanan', bahasa kerennya kalau lagi latihan, antara lain ada YC3RB, YC3XRH, YC3BCS, YC3JYL, YC3KZL, YD3FUR, YC3ILL, YC3JYD, YC3CG, YC3LOK, YC3BEL, YD3IMA, YD3LQR, YC3VNC, YB3KM, YC3ES, dan yang lainnya (sori aku lali nyebutke siji-siji….).
YC3BCS tampak sibuk menyiapkan beberapa perlengkapan latihan seperti beacon, HT, dan soal latihan yang tentunya sudah disiapkan malam harinya (maklum beliau sukanya kalau kerja atau berfikir mesti malam hari...ha..ha..ha….kayak codot….ha..ha..), sementara kawan-kawan 'fox hunter' juga mempersiapkan peralatan masing-masing, tentunya diselingi dengan gurauan, saling gojlok, bahkan ada yang saling bercanda untuk berkompetisi secara pribadi. Pokoke macem-macem lah booossss...
Kali ini YC3BCS (kawan-kawan menyebutnya 'Pak Dosen’ karena beliau sangat kreatif membuat soal latihan dari yang sederhana sampai yang benar-benar membuat para fox hunter 'nggrobyos' dan hampir pingsan..ha..ha..ha..) akan mencoba konsep latihan terbaru dengan menitik beratkan pada jarak tempuh dengan lokasi penuh pantulan, 8 beacon, jarak antar beacon rata-rata 2 km, dibatasi waktunya hanya 3 jam, apapun yang terjadi....wiiiiihhhh rameeee.... Dan tentunya kawan-kawan fox hunter telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengikuti latihan ini...
Setelah mempersiapkan perlengkapan antena masing-masing, dan soal latihan dibagikan oleh YC3BEL dan YD3IMA (keduanya memang punya peran yang cukup penting....untuk sementara jadi pembantunya YC3BCS....ha..ha..ha..), maka dimulailah latihan yang memang dikemas seperti lomba sungguhan...he..he..he.. Para fox hunter mulai bergerak menuju arah sesuai dengan petunjuk peralatannya....ada yang ke timur, barat, selatan dan seterusnya…...modarrrr luuuh...
Sekitar 30 menit telah berlalu, beberapa fox hunter ada yang telah menemukan beacon, ada yang masih kebingungan mencari arah dan posisi beacon, dan ada pula yang sudah mulai kelelahan dan putus asa karena memang suhu udara waktu itu cukup membuat air keringat tumpah bak air bah (weehhh..banjirrrr....). Tampak dari kejauhan YC3BCS mengawasi dan memperhatikan para fox hunter yang bergerak terus, entah yang jalan biasa atau yang berlari-lari kecil, sambil modar-mandir kesana kemari (mirip tentara jepang yang lagi ngawasi pekerja romusha…).
Tak terasa 1 jam telah berlalu, sebagian fox hunter ada yang telah kembali ke posko dengan wajah dan mimik kelelahan, beacon yang diburu tak lengkap atau sama sekali tidak dapat, tanda ‘tak mampu melanjutkan dolanan’, sedangkan yang lain ada juga yang datang dengan keputus-asaan dengan menyampaikan berbagai alasan tidak dapat melanjutkan seperti baterei yang ngedrop, solderan putus, antena bengkok dan lain-lain. Itu sih masih mending, ada juga yang beralasan ‘rompi wewe’nya ketinggalan…ha..ha..ha..
Hasil akhirnya dari dolanan yang memakan waktu sekitar 3 jam itu, dari sekian fox hunter yang ikut dolanan hanya empat peserta saja yang dapat menyelesaikan seluruh rangkaian sesuai dengan petunjuk soal. Sisanya tidak cukup waktu untuk menyelesaikan, dan tidak dapat menyelesaikan dengan berbagai alasan sebagaimana diuraikan sebelumnya.
Canda ceria, derai tawa tak terelakkan ketika seluruh peserta dolanan berkumpul, berdiskusi, dan mengevaluasi hasil dolanan kali ini. YC3BCS sebagai moderator mendengarkan segala macam cerita dan pengalaman masing-masing peserta selama dolanan. Juga ada YB3KM dengan gayanya yang khas (serius dan ‘jaim’) memberikan masukan dan saran ke kawan-kawan fox hunter. Sedangkan YC3BEL dan YD3IMA sibuk merekap hasil dolanan untuk menentukan sang master fox hunter kali ini.
Dari sekelumit cerita dolanan tersebut tampaknya (ini serius lho..) mesti harus diperhatikan persiapan untuk ber-fox hunting ria. Menurut hasil diskusi dan evaluasi (hingga detik ini bisa dibilang masih belum disanggah para ‘konco’ fox hunter malang), yang namanya mau dolanan atau untuk mengikuti lomba ‘tenanan’, maka beberapa hal selayaknya untuk didiskusikan, antara lain:
STAMINA
Stamina tubuh yang prima merupakan faktor penting dan dominan bagi seseorang untuk dolanan atau berlomba fox hunting. Pada dolanan, terlebih lagi bila mengikuti suatu even lomba, maka ketahanan fisik seseorang menentukan ketepatan dan kecepatan waktu yang ditempuh untuk menemukan setiap beacon. Fisik yang tidak begitu baik dan prima maka akan sangat menguras tenaga manakala pada awal bergerak atau start dipaksa untuk berlari kecil atau berjalan cepat. Setelah memperoleh beacon awal, yang terjadi pergerakan untuk mendapatkan beacon berikutnya akan semakin melemah sehingga berpengaruh kepada ketepatan dan kecepatan waktu tempuh berikutnya.
KEMAMPUAN ALAT HUNTING
Umumnya peralatan yang digunakan merupakan satu-kesatuan yang serasi antara antenna, receiver (HT atau yang lain) yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mampu dikendalikan besaran signal yang diterima, baterei, dan s-meter. Pada prinsipnya cara kerja system peralatan tersebut adalah kemampuannya menangkap signal yang dipancarkan beacon pada jarak yang cukup jauh (sekitar 4 km) dengan kondisi medan yang beragam (seperti di perkotaan, pegunungan, pantai dan lain-lain) dengan ketepatan arah yang tepat, signal besar yang diperoleh bukan merupakan signal pantulan. Disamping itu peralatan pada jarak yang sangat dekat (sekitar 1 meter), maka signal pada s-meter dapat diminimalkan sehingga mampu mendeteksi lokasi beacon dengan tepat.
Untuk itu peralatan yang kurang baik dan presisi hanya akan mengakibatkan fox hunter ‘ngeloyor’ tanpa arah dan tujuan yang jelas, dan hanya dapat ‘ngelirik’ mengikuti ‘kancana’ yang lain yang juga belum tentu benar, yang pada gilirannya akan menghabiskan tenaga dan waktu (capek deehhhh…).
SKILL dan INTELEKTUALITAS
Pemahaman cara kerja perangkat yang baik sangat penting artinya bagi fox hunter. Tidak akan memberikan arti yang positif walaupun memiliki perangkat hunting yang baik, bila fox hunter kurang memahami cara kerja perangkatnya, seperti kemampuan memahami karakter antenna yang dipergunakan, karena setiap jenis antenna yang berbeda akan memberikan karakter yang berbeda pula. Disamping itu kemampuan membaca signal dengan baik dan mengendalikan potensio RF-Gain sedemikian rupa sehingga signal yang ditangkap benar-benar merupakan signal murni atau langsung yang dipancarkan dari beacon, dan bukan dari signal pantulan. Apabila seorang fox hunter telah memahami peralatannya dengan baik, maka keputusan yang diambil untuk menentukan arah signal akan lebih tepat dan cepat, sehingga waktu yang dibutuhkan mendapatkan beacon juga relatif semakin cepat.
Hal lain yang juga harus tidak boleh dianggap sebelah mata (itu kalau matanya lengkap lho…ha..ha..ha..) adalah kemampuan mencerna soal atau tugas yang diberikan. Penafsiran dan intepretasi yang keliru terhadap soal yang diberikan akan berakibat fatal. Yo opo gak batal, sam… Sudah jauh-jauh bergerak, sudah capek, sudah ‘nggobyos’,..wis macem-macemlahhh….ehh, keliru moco soal… ya sudah, habis gitu lo boosss….
SEMANGAT dan MENTAL
Dari sekelumit cerita dolanan di atas menunjukkan pada 30 menit hingga 1 jam pertama banyak fox hunter yang sudah balik kucing dengan berbagai alasan, entah yang nyata atau hanya sekedar menutupi ketidak-mampuan memperoleh beacon yang dicari. Kesulitan mencari beacon dengan jarak tempuh yang cukup jauh atau medan yang berat atau kecilnya signal yang terdeteksi membuat nyali menjadi ciut. Rendahnya semangat bertarung membuat segala sesuatunya menjadi tidak hidup dan indah lagi, dan kesan yang timbul menjadi tidak menarik lagi. Semangat yang runtuh menjadikan mental untuk ‘dolanan’ atau berlomba akan jatuh. Untuk itu tetapkan hati dan semangat bahwa apapun yang terjadi dalam lomba adalah untuk kesenangan dan buang jauh-jauh target tertentu yang justeru akan membebani yang pada gilirannya akan menguras tenaga, dan akan meruntuhkan mental juang.
Apakah itu semua sudah cukup?
Ada hal lain yang juga sangat menentukan keberhasilan seorang fox hunter dalam berburu. Seorang fox hunter yang telah memiliki stamina yang prima, peralatan hunting yang mumpuni, kemampuan dan pemahaman yang cukup terhadap peralatannya, semangat dan mental yang tidak diragukan lagi tetapi pada setiap ‘lomba’ selalu tidak memperoleh kemenangan. Padahal di setiap dolanan, fox hunter tersebut bisa dibilang ‘sing tiada lawan’...(ini nggak ngecap lho…).
Untungnya ada hal positif bagi kawan-kawan fox hunter malang, bahwa setelah ‘dolanan’ atau lomba selalu berkumpul untuk berdiskusi dan evaluasi, nah ternyata ada sesuatu di luar kemampuan dan nalar kita bahwa pada setiap soal, baik itu pada dolanan atau lomba, ada seseorang atau lebih yang diuntungkan, dan ada seseorang atau lebih yang dirugikan. Hal ini berkaitan dengan aplikasi soal di suatu medan laga. Peserta dengan urutan beacon awal tertentu bila dibandingkan dengan peserta lain dengan urutan beacon awal berbeda dan berlawanan dapat memberikan dampak yang berbeda pula bagi peserta tersebut. Nah ini dia yang dinamakan ‘takdir’…..
Sehingga soal yang baik adalah soal yang dapat memberikan efek yang sama sehingga dampak yang timbul dapat dirasakan sama rata bagi para peserta (waahhh, rasane sulit yooo…..he..he..he..). Masalah ini sebenarnya sudah pernah dicoba dengan soal-soal yang benar-benar adil (itu di atas kertas lho…), tetapi begitu diaplikasikan di suatu medan laga maka yang terjadi tetap saja ada yang diuntungkan dan dirugikan…..
Siang itu, tepatnya minggu beberapa waktu yang lalu, seperti biasanya kawan-kawan peminat fox hunting (istilah bekennya fox hunter malang..ha..ha..ha..) selalu 'dolanan', bahasa kerennya kalau lagi latihan, antara lain ada YC3RB, YC3XRH, YC3BCS, YC3JYL, YC3KZL, YD3FUR, YC3ILL, YC3JYD, YC3CG, YC3LOK, YC3BEL, YD3IMA, YD3LQR, YC3VNC, YB3KM, YC3ES, dan yang lainnya (sori aku lali nyebutke siji-siji….).
YC3BCS tampak sibuk menyiapkan beberapa perlengkapan latihan seperti beacon, HT, dan soal latihan yang tentunya sudah disiapkan malam harinya (maklum beliau sukanya kalau kerja atau berfikir mesti malam hari...ha..ha..ha….kayak codot….ha..ha..), sementara kawan-kawan 'fox hunter' juga mempersiapkan peralatan masing-masing, tentunya diselingi dengan gurauan, saling gojlok, bahkan ada yang saling bercanda untuk berkompetisi secara pribadi. Pokoke macem-macem lah booossss...
Kali ini YC3BCS (kawan-kawan menyebutnya 'Pak Dosen’ karena beliau sangat kreatif membuat soal latihan dari yang sederhana sampai yang benar-benar membuat para fox hunter 'nggrobyos' dan hampir pingsan..ha..ha..ha..) akan mencoba konsep latihan terbaru dengan menitik beratkan pada jarak tempuh dengan lokasi penuh pantulan, 8 beacon, jarak antar beacon rata-rata 2 km, dibatasi waktunya hanya 3 jam, apapun yang terjadi....wiiiiihhhh rameeee.... Dan tentunya kawan-kawan fox hunter telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengikuti latihan ini...
Setelah mempersiapkan perlengkapan antena masing-masing, dan soal latihan dibagikan oleh YC3BEL dan YD3IMA (keduanya memang punya peran yang cukup penting....untuk sementara jadi pembantunya YC3BCS....ha..ha..ha..), maka dimulailah latihan yang memang dikemas seperti lomba sungguhan...he..he..he.. Para fox hunter mulai bergerak menuju arah sesuai dengan petunjuk peralatannya....ada yang ke timur, barat, selatan dan seterusnya…...modarrrr luuuh...
Sekitar 30 menit telah berlalu, beberapa fox hunter ada yang telah menemukan beacon, ada yang masih kebingungan mencari arah dan posisi beacon, dan ada pula yang sudah mulai kelelahan dan putus asa karena memang suhu udara waktu itu cukup membuat air keringat tumpah bak air bah (weehhh..banjirrrr....). Tampak dari kejauhan YC3BCS mengawasi dan memperhatikan para fox hunter yang bergerak terus, entah yang jalan biasa atau yang berlari-lari kecil, sambil modar-mandir kesana kemari (mirip tentara jepang yang lagi ngawasi pekerja romusha…).
Tak terasa 1 jam telah berlalu, sebagian fox hunter ada yang telah kembali ke posko dengan wajah dan mimik kelelahan, beacon yang diburu tak lengkap atau sama sekali tidak dapat, tanda ‘tak mampu melanjutkan dolanan’, sedangkan yang lain ada juga yang datang dengan keputus-asaan dengan menyampaikan berbagai alasan tidak dapat melanjutkan seperti baterei yang ngedrop, solderan putus, antena bengkok dan lain-lain. Itu sih masih mending, ada juga yang beralasan ‘rompi wewe’nya ketinggalan…ha..ha..ha..
Hasil akhirnya dari dolanan yang memakan waktu sekitar 3 jam itu, dari sekian fox hunter yang ikut dolanan hanya empat peserta saja yang dapat menyelesaikan seluruh rangkaian sesuai dengan petunjuk soal. Sisanya tidak cukup waktu untuk menyelesaikan, dan tidak dapat menyelesaikan dengan berbagai alasan sebagaimana diuraikan sebelumnya.
Canda ceria, derai tawa tak terelakkan ketika seluruh peserta dolanan berkumpul, berdiskusi, dan mengevaluasi hasil dolanan kali ini. YC3BCS sebagai moderator mendengarkan segala macam cerita dan pengalaman masing-masing peserta selama dolanan. Juga ada YB3KM dengan gayanya yang khas (serius dan ‘jaim’) memberikan masukan dan saran ke kawan-kawan fox hunter. Sedangkan YC3BEL dan YD3IMA sibuk merekap hasil dolanan untuk menentukan sang master fox hunter kali ini.
Dari sekelumit cerita dolanan tersebut tampaknya (ini serius lho..) mesti harus diperhatikan persiapan untuk ber-fox hunting ria. Menurut hasil diskusi dan evaluasi (hingga detik ini bisa dibilang masih belum disanggah para ‘konco’ fox hunter malang), yang namanya mau dolanan atau untuk mengikuti lomba ‘tenanan’, maka beberapa hal selayaknya untuk didiskusikan, antara lain:
STAMINA
Stamina tubuh yang prima merupakan faktor penting dan dominan bagi seseorang untuk dolanan atau berlomba fox hunting. Pada dolanan, terlebih lagi bila mengikuti suatu even lomba, maka ketahanan fisik seseorang menentukan ketepatan dan kecepatan waktu yang ditempuh untuk menemukan setiap beacon. Fisik yang tidak begitu baik dan prima maka akan sangat menguras tenaga manakala pada awal bergerak atau start dipaksa untuk berlari kecil atau berjalan cepat. Setelah memperoleh beacon awal, yang terjadi pergerakan untuk mendapatkan beacon berikutnya akan semakin melemah sehingga berpengaruh kepada ketepatan dan kecepatan waktu tempuh berikutnya.
KEMAMPUAN ALAT HUNTING
Umumnya peralatan yang digunakan merupakan satu-kesatuan yang serasi antara antenna, receiver (HT atau yang lain) yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mampu dikendalikan besaran signal yang diterima, baterei, dan s-meter. Pada prinsipnya cara kerja system peralatan tersebut adalah kemampuannya menangkap signal yang dipancarkan beacon pada jarak yang cukup jauh (sekitar 4 km) dengan kondisi medan yang beragam (seperti di perkotaan, pegunungan, pantai dan lain-lain) dengan ketepatan arah yang tepat, signal besar yang diperoleh bukan merupakan signal pantulan. Disamping itu peralatan pada jarak yang sangat dekat (sekitar 1 meter), maka signal pada s-meter dapat diminimalkan sehingga mampu mendeteksi lokasi beacon dengan tepat.
Untuk itu peralatan yang kurang baik dan presisi hanya akan mengakibatkan fox hunter ‘ngeloyor’ tanpa arah dan tujuan yang jelas, dan hanya dapat ‘ngelirik’ mengikuti ‘kancana’ yang lain yang juga belum tentu benar, yang pada gilirannya akan menghabiskan tenaga dan waktu (capek deehhhh…).
SKILL dan INTELEKTUALITAS
Pemahaman cara kerja perangkat yang baik sangat penting artinya bagi fox hunter. Tidak akan memberikan arti yang positif walaupun memiliki perangkat hunting yang baik, bila fox hunter kurang memahami cara kerja perangkatnya, seperti kemampuan memahami karakter antenna yang dipergunakan, karena setiap jenis antenna yang berbeda akan memberikan karakter yang berbeda pula. Disamping itu kemampuan membaca signal dengan baik dan mengendalikan potensio RF-Gain sedemikian rupa sehingga signal yang ditangkap benar-benar merupakan signal murni atau langsung yang dipancarkan dari beacon, dan bukan dari signal pantulan. Apabila seorang fox hunter telah memahami peralatannya dengan baik, maka keputusan yang diambil untuk menentukan arah signal akan lebih tepat dan cepat, sehingga waktu yang dibutuhkan mendapatkan beacon juga relatif semakin cepat.
Hal lain yang juga harus tidak boleh dianggap sebelah mata (itu kalau matanya lengkap lho…ha..ha..ha..) adalah kemampuan mencerna soal atau tugas yang diberikan. Penafsiran dan intepretasi yang keliru terhadap soal yang diberikan akan berakibat fatal. Yo opo gak batal, sam… Sudah jauh-jauh bergerak, sudah capek, sudah ‘nggobyos’,..wis macem-macemlahhh….ehh, keliru moco soal… ya sudah, habis gitu lo boosss….
SEMANGAT dan MENTAL
Dari sekelumit cerita dolanan di atas menunjukkan pada 30 menit hingga 1 jam pertama banyak fox hunter yang sudah balik kucing dengan berbagai alasan, entah yang nyata atau hanya sekedar menutupi ketidak-mampuan memperoleh beacon yang dicari. Kesulitan mencari beacon dengan jarak tempuh yang cukup jauh atau medan yang berat atau kecilnya signal yang terdeteksi membuat nyali menjadi ciut. Rendahnya semangat bertarung membuat segala sesuatunya menjadi tidak hidup dan indah lagi, dan kesan yang timbul menjadi tidak menarik lagi. Semangat yang runtuh menjadikan mental untuk ‘dolanan’ atau berlomba akan jatuh. Untuk itu tetapkan hati dan semangat bahwa apapun yang terjadi dalam lomba adalah untuk kesenangan dan buang jauh-jauh target tertentu yang justeru akan membebani yang pada gilirannya akan menguras tenaga, dan akan meruntuhkan mental juang.
Apakah itu semua sudah cukup?
Ada hal lain yang juga sangat menentukan keberhasilan seorang fox hunter dalam berburu. Seorang fox hunter yang telah memiliki stamina yang prima, peralatan hunting yang mumpuni, kemampuan dan pemahaman yang cukup terhadap peralatannya, semangat dan mental yang tidak diragukan lagi tetapi pada setiap ‘lomba’ selalu tidak memperoleh kemenangan. Padahal di setiap dolanan, fox hunter tersebut bisa dibilang ‘sing tiada lawan’...(ini nggak ngecap lho…).
Untungnya ada hal positif bagi kawan-kawan fox hunter malang, bahwa setelah ‘dolanan’ atau lomba selalu berkumpul untuk berdiskusi dan evaluasi, nah ternyata ada sesuatu di luar kemampuan dan nalar kita bahwa pada setiap soal, baik itu pada dolanan atau lomba, ada seseorang atau lebih yang diuntungkan, dan ada seseorang atau lebih yang dirugikan. Hal ini berkaitan dengan aplikasi soal di suatu medan laga. Peserta dengan urutan beacon awal tertentu bila dibandingkan dengan peserta lain dengan urutan beacon awal berbeda dan berlawanan dapat memberikan dampak yang berbeda pula bagi peserta tersebut. Nah ini dia yang dinamakan ‘takdir’…..
Sehingga soal yang baik adalah soal yang dapat memberikan efek yang sama sehingga dampak yang timbul dapat dirasakan sama rata bagi para peserta (waahhh, rasane sulit yooo…..he..he..he..). Masalah ini sebenarnya sudah pernah dicoba dengan soal-soal yang benar-benar adil (itu di atas kertas lho…), tetapi begitu diaplikasikan di suatu medan laga maka yang terjadi tetap saja ada yang diuntungkan dan dirugikan…..